Memelihara ular python hias (seperti ball python atau reticulated python morf) menjadi tren di kalangan pencinta reptil karena keindahan coraknya dan sifatnya yang relatif jinak. Namun, seperti hewan peliharaan lainnya, ular python juga rentan terhadap berbagai penyakit. Mengetahui cara merawat dan mengobati python hias dengan tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan umur panjangnya.
Berikut panduan lengkap mengenai pengobatan dan perawatan ular python hias jika mengalami gangguan kesehatan.
1. Mengenali Tanda-Tanda Ular Python Sakit
Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai:
-
Lesu dan tidak aktif
-
Nafsu makan menurun atau hilang
-
Pernapasan berbunyi (mengi, ada lendir di hidung/mulut)
-
Kulit mengelupas tidak sempurna saat ganti kulit (retained shed)
-
Pembengkakan di mulut, rahang, atau tubuh
-
Adanya parasit di tubuh atau feses
-
Diare atau feses berdarah
Jika ular python menunjukkan satu atau lebih dari gejala tersebut, perlu segera dilakukan tindakan.
2. Penyakit Umum pada Ular Python Hias dan Cara Pengobatannya
a. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
Gejala: bernapas dengan mulut terbuka, lendir di lubang hidung, mengi.
Pengobatan:
-
Tempatkan di kandang terpisah dengan suhu optimal (30–32°C).
-
Gunakan antibiotik injeksi seperti enrofloxacin (hanya oleh dokter hewan reptil).
-
Jaga kelembapan stabil, jangan terlalu tinggi.
b. Mouth Rot (Stomatitis)
Gejala: pembengkakan mulut, gusi bernanah, tidak mau makan.
Pengobatan:
-
Bersihkan mulut dengan chlorhexidine atau povidone iodine.
-
Salep antibiotik topikal (misalnya gentamicin) di area luka.
-
Suntikan antibiotik oleh dokter hewan jika parah.
c. Retained Shed (Kulit Tidak Terkelupas Sempurna)
Gejala: kulit lama menempel, terutama di mata atau ekor.
Pengobatan:
-
Mandikan ular dengan air hangat suam-suam kuku selama 20–30 menit.
-
Tingkatkan kelembapan kandang (60–70%).
-
Gunakan “shed aid” spray jika perlu.
d. Parasit Usus (Cacing, Protozoa)
Gejala: mencret, feses berlendir atau berdarah, berat badan turun.
Pengobatan:
-
Periksa feses ke laboratorium reptil.
-
Berikan obat antiparasit seperti metronidazole atau fenbendazole (sesuai dosis dan arahan dokter hewan).
-
Jaga kebersihan kandang secara rutin.
e. Infeksi Kulit dan Luka Bakar
Gejala: luka terbuka, lepuh, infeksi bernanah.
Pengobatan:
-
Bersihkan luka dengan saline dan antiseptik.
-
Oleskan salep antibiotik.
-
Jika luka parah, konsultasikan untuk pemberian obat injeksi.
-
Pastikan pengatur panas di kandang tidak langsung bersentuhan dengan tubuh ular.
3. Peran Dokter Hewan Reptil
Pengobatan ular python hias sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter hewan yang berpengalaman dalam reptil, karena:
-
Dosis obat sangat spesifik dan bisa berisiko fatal jika salah.
-
Ular menunjukkan gejala sakit terlambat, jadi penanganan cepat sangat penting.
-
Pemeriksaan laboratorium (darah, feses, rontgen) sering diperlukan.
4. Pencegahan Lebih Penting daripada Pengobatan
Langkah pencegahan yang wajib dilakukan pemilik python hias:
-
Jaga suhu dan kelembapan stabil dan sesuai jenis ular.
-
Bersihkan kandang secara rutin (ideal: 2–3 hari sekali untuk feses dan seminggu sekali desinfeksi).
-
Berikan pakan yang bersih dan bebas parasit (sebaiknya hewan beku dan dicairkan).
-
Karantina ular baru selama 30 hari sebelum dicampur dengan koleksi lain.
-
Observasi perilaku dan pola makan secara teratur.
Kesimpulan
Ular python hias memang relatif tangguh, tetapi tetap memerlukan perhatian khusus dalam hal suhu, kelembapan, kebersihan, dan pakan. Bila menunjukkan gejala sakit, jangan tunda untuk melakukan tindakan awal atau berkonsultasi dengan dokter hewan spesialis reptil.
Dengan perawatan dan pengobatan yang tepat, ular python hias dapat hidup sehat hingga 20–30 tahun dan menjadi koleksi eksotis yang menakjubkan.